CLINICAL NURSING 1
DIARE AKUT
SOPIAN HADI
50220060023
SCHOOL OF NURSING
UPH
18 APRIL 2007
PENDAHULUAN
Penyakit gastrointestinal merupakan masalah kesehatan utama, yang menyerang lebih dari 34 juta orang Amerika. Kira-kira 20 juta dari mereka mengalami gangguan kronis & kira-kira 2 juta mengalami kecacatan permanen. Jumlah yang meninggal setiap tahunnya karena penyakit gastrointestinal adalah 200.000. Penyakit gastrointestinal adalah penting karena mayoritas dari proses pencernaan terjadi pada permukaan usus, dan didalam sel pencernaan tempat terjadinya absorpsi. Jenis penyakit dan gangguan yang mempengaruhi saluran gastrointestinal bawah sangat banyak dan bervariasi, salah satunya adalah diare akut. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi (feses cair). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormone tiroid, pelunak feses, dan laksatif, antibiotic, kemoterapi, dan antasida), pemberian makan perselang, gangguan metabolic dan endokrin (diabetes, Addison). Diare akut umumnya terjadi akibat keracunan makanan atau infeksi : virus (adenovirus), bakteri (salmonella), parasit (protozoa), cacing perut (ascaris), dan jamur (kandida). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Seseorang yang terserang diare akan menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses, pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus, anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodic yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
ASSESMENT
Tanggal 12 April 2007 datang berobat ke poliklinik internist, Tn “S”, umur 42 tahun, agama islam, status kawin, TD 110/70 mmHg, HR 88 X/menit, RR 18 X/menit, S 37,2 C, TB 160 cm dan BB 58 kg, dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu, tiap hari BAB cair 4-5 kali.
Pengkajian dokter :
Pasien mengatakan BAB cair sejak 3 hari yang lalu, tiap hari BAB cair 4-5 kali, nyeri perut kanan dan kiri bawah, mual,lalu dokter menanyakan sebelum sakit pasien ada makan apa, pasien mengatakan hanya makan bubur ayam yang dijual dipinggir jalan dan pasien baru pulang dari jawa tengah, lalu dokter menanyakan apakah selama ini ada alergi obat, pasien mengatakan tidak ada alergi obat maupun makanan.
Pengkajian Perawat :
Pada pengkajian perawat ditemukan data bahwa klien sudah 3 hari BAB cair, tidak ada darah, tiap hari BAB cair sekitar 4-5 kali dan pagi ini sudah 4 kali BAB cair. Bau feses menurut klien seperti biasa, disamping itu juga saat di palpasi klien mengeluh nyeri perut bawah kanan dan kiri, mual, tidak nafsu makan, lemas dan pada auskultasi bising usus cepat 40 X/menit dan irregular. Tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan, sebelum sakit klien makan bubur ayam yang dijual di pinggir jalan. Pola aktifitas klien sebelum sakit tidak ada gangguan, sekarang klien sedang tidak bekerja. Pada pernafasan klien tidak mengeluh sesak, RR 18 X/menit, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris, pada auskultasi tidak ada wheezing dan ronkhi, kulit tidak kering, elastisitas lentur, tidak bersisik, pola nutrisi klien selama ini makan 3 kali sehari, bekerja sebagai buruh bangunan, BB sebelum sakit 60 kg dan sekarang 58 kg, tiap pagi klien selalu minum kopi, sebelum sakit klien tidak ada masalah dengan makan, sekarang klien mual dan tidak nafsu makan, tidak ada riwayat penyakit DM, kanker maupun hipertensi. Klien jarang mengkonsumsi vitamin hanya buah kadang-kadang, pola seksualitas klien tidak ada gangguan karena baru 3 hari sakit, pada system kardiovaskuler tidak ada nyeri dada, sesak maupun keringat dingin, bentuk dada simetris, denyut nadi apical teratur 90 X/menit, tidak ada peningkatan vena juguler. Persepsi klien terhadap kesehatan jika tidak berpenyakit dan dapat bergaul dengan masyarakat, pola tidur tidak ada masalah yaitu tidur 6-8 jam perhari, jarang terbangun ditengah malam, peran klien didalam rumah tangga sebagai kepala keluarga, suami dari istri dan ayah dari 1 orang anak. Klien rutin berolahraga di lingkungan rumahnya dan sembahyang di masjid. Rekreasi dilakukan 2-3 bulan sekali.
ANATOMY, FISIOLOGI & PATOFISIOLOGI
Kira-kira 1500 milimeter kimus secara normal melalui katup ileosecal kedalam usus besar setiap harinya. Sebagian besar air dan elektrolit didalam kimus diabsorpsi didalam kolon. Biasanya meninggalkan kurang dari 100 milimeter cairan untuk disekresi dalam feces. Juga pada dasarnya ion diabsorpsi didalam usus besar. Usus besar mempunyai kemampuan absorpsi terbatas, usus besar dapat mengabsorpsi maksimal sekitar 5 sampai 7 liter cairan dan elektrolit setiap harinya Bila jumlah cairan yang masuk usus besar melalui vulvula ileosecal atau melalui sekresi usus besar melebihi jumlah ini, sisa cairan akan muncul dalam feses sebagai diare. Mekanisme terjadinya diare adalah terjadinya kelainan transport air dan elektrolit. Apabila suatu segmen usus besar menjadi iritasi akibat infeksi bakteri berlangsung maka mukosa mensekresi sejumlah besar air dan elektrolit selain sekresi larutan mukus alkali yang kental dan normal. Sekrsi ini berfungsi untuk mengencerkan faktor pengiritasi dan menyebabkan pergerakan tinja yang cepat menuju anus, jika frekuensinya lebih dari tiga kali, ini disebut diare.(Guyton & Hall, Fisiologi kedokteran, edisi 9)
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
Actual/ sudah terjadi sesuai dengan tanda dan gejala yang muncul :
1.Diare yang disebabkan peningkatan peristaltic usus akibat peradangan dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi dalam usus.
2.Nyeri pada abdomen yang disebabkan peristaltic usus yang berlebihan.
3.Anxietas yang disebabkan oleh eliminasi yang sering dan tidak terkontrol.
Potensial/ kemungkinan untuk terjadi tetapi belum ditemukan tanda dan gejala, yaitu :
1.Risiko terjadinya infeksi yang disebabkan tangan setelah terkontaminasi dengan kotoran, pakaian, linen tempat tidur dan objek lain.
2.Risiko kekurangan volume cairan akibat pasase feses yang sering dan asupan makanan yang kurang.
3.Risiko terhadap kerusakan integritas kulit akibat pasase feses yang sering atau encer.
PLAN
1.Ukur tanda-tanda vital (TD, HR, RR, S).
R/ Untuk mengetahui keadaan umum klien.
2.Kaji, observasi, catat frekuensi defekasi, onset, karakteristik, jumlah dan factor pencetus.
R/ Untuk mengkaji beratnya penyakit dan membedakan penyakit individu.
3.Anjurkan klien bedrest.
R/ Menurunkan motilitas usus & menurunkan laju metabolisme.
4.Anjurkan banyak minum air putih 2 – 3 liter/ hari.
R/ Mengganti cairan yang hilang.
5.Auskultasi bunyi usus.
R/ Bunyi usus secara umum meningkat pada diare.
6.Dorong klien untuk melaporkan nyeri.
R/ Mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada untuk meminta obat analgetik.
7.Dorong klien untuk menyatakan perasaannya dan berikan evaluasi.
R/ Untuk mengurangi kecemasan & membina hubungan terapeutik.
8.Ganti tenun/ linen tempat tidur setelah kontak dengan klien.
R/ Untuk mencegah infeksi melalui linen.
9.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat :
•Difenoxilat hidrochlorida : menurunkan motilitas usus.
•Antikolinergik (belladonna tinktur) : menurunkan mortilitas/ peristaltic, menurunkan sekresi digestif dan menghilangkan kram/ nyeri.
•Loperamid ( immodium) : diperlukan pada diare berat agar feses menjadi padat.
•Psillium (Metamucil) : mengabsorpsi air untuk meningkatkan bulk feses sehingga menurunkan diare.
•Antasida : menurunkan iritasi gaster & mencegah inflamasi.
10.Kolaborasi dalam memberikan cairan intra vena seperti normal saline.
R/ Menggantikan cairan yang hilang dengan cepat.
IMPLEMENTASI
Actual atau yang telah dilakukan perawat :
1.Mengukur tanda-tanda vital (TD 110/70 mmHg, HR 88 X/menit, RR 18 X/menit, S 37,2 C, TB 160 cm dan BB 58 kg).
2.Mengkaji, mengobservasi, mencatat frekuensi defekasi, onset, karakteristik, jumlah dan factor pencetus.
3.Menganjurkan klien bedrest di tempat tidur.
4.Menganjurkan klien agar banyak minum air putih 2 – 3 liter/ hari.
5.Melakukan auskultasi bunyi usus (40X/menit).
6.Menyuruh klien untuk menyatakan perasaannya dan berikan evaluasi.
7.Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan cairan intra vena normal saline 500 ml dalam 4 jam.
8.Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan Antasida 3 X 1.
9.Kolaborasi dengan memberikan Antikolinergik/ kaopectat 3X 1.
Potensial atau belum dilakukan :
1.Mengganti tenun/ linen tempat tidur setelah kontak dengan klien.
2.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat :
•Difenoxilat hidrochlorida : menurunkan motilitas usus.
•Loperamid ( immodium) : diperlukan pada diare berat agar feses menjadi padat.
•Psillium (Metamucil) : mengabsorpsi air untuk meningkatkan bulk feses sehingga menurunkan diare.
EVALUASI
Actual atau yang telah dilakukan perawat :
S:- Klien mengatakan selama di infus hanya 1 kali BAB, bentuk ampas.
- Klien mengatakan badanya lebih kuat.
- Nyeri perut berkurang.
- Mengatakan tidak mual lagi.
- Klien dapat menjelaskan tentang definisi diare dan penyebabnya.
O: -TD 120/75 mmhg. HR 84 X/menit, RR 16 X/ menit, S 37 C.
-Klien menghabiskan 1 porsi makanan bubur.
A: -Diare tidak ada lagi.
-Nyeri berkurang.
-Kecemasan dapat dikontrol.
P: -Anjurkan klien bedrest setelah sampai rumah.
-Jelaskan ke klien untuk menghindari makanan/ pencetus diare yaitu makanan
Pedas dan minuman soda.
I: -Menganjurkan klien bedrest setelah sampai rumah.
-Menjelaskan ke klien untuk menghindari makanan/ pencetus diare yaitu ;
Makanan pedas dan minuman soda.
E: Nyeri abdomen berkurang.
Potensial atau belum dilakukan :
- Risiko terjadinya infeksi karena keterbatasan waktu perawat.
KESIMPULAN
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi (feses cair). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormone tiroid, pelunak feses, dan laksatif, antibiotic, kemoterapi, dan antasida), pemberian makan perselang, gangguan metabolic dan endokrin (diabetes, Addison). Diare akut umumnya terjadi akibat keracunan makanan atau infeksi : virus (adenovirus), bakteri (salmonella), parasit (protozoa), cacing perut (ascaris), dan jamur (kandida). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Seseorang yang terserang diare akan menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses, pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus, anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodic yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
Perinsip panganan pada pasien dengan diare adalah peningakatan pola defekasi normal, menghindari kekurangan cairan, mengurangi ansietas, mempertahankan integritas kulit perianal dan tidak adanya komplikasi. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8, vol 2)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M.E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Guyton A.C & Hall J.E, Fisiologi Kedokteran, edisi 9, egc, Jakarta, 1997
Smeltzer S.C & Bare B.G, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Jakarta, EGC
School of Nursing UPH & Cath lab Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta,SPK Sungailiat, SMP Air gegas, SDN 227 Nyelanding (Bangka)
Rabu, 03 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MY LIFE
Selamat datang di duniaku, dunia tanpa batas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar