SOPIAN HADI
50220060023
PERTANYAAN 1
Pak bambang masuk rumah sakit melalui unit gawat darurat pada pukul 22.15, tanggal 16 April dengan keluhan appendicitis. Lalu ia di bawa keruang operasi untuk menjalani appendiktomi pada pukul 08.00, tanggal 7 April.
Tiga puluh enam (36) jam pasca operasi, pak Bambang sudah bisa makan makanan lunak, tidak ada mual atau pun muntah. Bising usus terdengar dan ia minum cukup. Nyeri pada abdomen nya dikontrol dengan baik dengan minum panadol teratur dan sekarang ia berjalan keliling ruangan dengan mandiri.
Pasien terpasang IV untuk hidrasinya, yang akan berakhir beberapa waktu menjelang hari ini dan akan menerima dosis terakhir antibiotik prpfilaksis IV nya pada pukul 12.00.
Observasi akan dilakukan setiap 4 jam dan sesuai kebutuhan, tanda vital yamng terakhir di catat pada pukul 18.00 sebagai berikut :
T : 36,5
Nadi : 80 teratur
RR : 16 kali/ menit
BP : 110/65 mmHg
Anda masuk kekamar pak Bambang, ia terbaring ditempat tidurnya dan mengatakan kepada anda tentang rasa nyeri dada yang ia rasakan dan kesulitan bernafas. Ia mengatakan nyerinya semakin menjadi pada saat menarik nafas.
1. Berdasarkan prioritas, deskripsikan bagaimana anda akan mengkaji pak Bambang dan jelaskan rasional untuk pendekatan yang anda lakukan?
Pengkajian nyeri dengan mengacu pada metode P (provokasi/paliasi), Q (kualitas), R (radiasi), S (severity), T (waktu), karena nyeri adalah pengalaman subjektif seseorang. Pengkajian pertama adalah kita harus mengetahui aktivitas atau hal-hal apa yang meningkatkan & mengurangi nyeri yang dialami. Nyeri yang dialami pak Bambang bahwa aktivitas yang mambuat makin nyeri adalah pada saat menarik napas dan yang menguranginya adalah pada saat beristirahat. Yang kedua adalah mengkaji tentang aktivitas nyeri yang dialami pak bambang adalah rasa nyeri dan kesulitan saat bernapas. Yang ketiga adalah mengkaji penyebaran rasa sakit yang dialaminya, dalam hal ini pak bambang tidak mengalami penyebaran nyeri. Keempat, mengkaji keparahan dari pada nyeri dengan menggunakan rentang skala nyeri 0-10 untuk mengetahui seberapa berat rasa nyeri yang dialami oleh pak bambang, dengan mejelaskan dan bertanya kepada pak bambang tentang skala nyeri 0 (tidak nyeri) dan 10 (amat sangat nyeri), pada saat pengkajian pak bambang mengalami rasa nyeri pada waktu beristirahat yaitu 36 jam setelah pasca operasi, kelima, mengkaji dengan bertanya, apakah nyeri menetap selama berjam-jam atau hilang timbul. Adapun rasional dari pengkajian rasa nyeri menggunakan metode P, Q, R, S, T adalah untuk mengetahui dan dapat menerapkan intervensi yang tepat untuk pak bambang.
2. Dengan menggunakan patofisiologi sebagai dasar memahami tanda dan gejala yang dialami pak Bambang, jelaskan secara rinci 2 (dua) intervensi keperawatan yang akan membantu dalam meningkatkan pemberian oksigen pada pak bambang. Jelaskan rasional untuk jawaban anda?
Patofisiologi
Immobilisasi yang lama, melambatnya aliran darah dalam vena atau hiperkoagulabili tas akibat pelepasan tromboplastin jaringan setelah pembedahan, akan menciptakan sebuah thrombus yang akan menyumbat sebagian/ seluruh arteri pulmonal, alveolar membesar meski terus mendapatkan ventilasi, menerima sekit aliran darah atau tidak sama sekali, selain itu sejumlah substansi yang dilepaskan dari bekuan menyebabkan pembuluh darah & bronkiolus berkontraksi, reaksi ini dibarengi ketidakseimbangan ventilasi – perfusi sehingga tidak ada pertukaran gas yang terjadi dan mengkibatkan penurunan kadar O2 dan peningkatan CO2 (hipoksemia), untuk mengatasi hal itu intervensi pertama adalah pemberian terapi oksigen melalui nasal kanul atau masker yang bertujuan dengan pemberian terapi oksigen akan meningkatkan konsentrasi oksigen & mengurangi kerja pernafasan.Istirahat untuk mengurangi kerja otot pernapasan sehingga mengurangi peningkatan kebutuhan oksigen serta menurunkan kebutuhan darah ke perifer. Pemberian medikasi yaitu pemberian analgetik anti inflamatori untuk mengurangi peradangan paru dan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, pemberian antikoagulan diberikan untuk menghambat pembentukan bekuan darah yang baru, pemberian trombolitik yaitu digunakan untuk mempertahankan perubahan dari plasminogen ke plasmin untuk mencegah trombus vena.
3. Diskusikan dasar patofisiologis untuk menegakkan diagnosa potensial bagi pak Bambang?
Berdasarkan tanda dan gejala serta riwayat yang dialami oleh pak bambang menegaskan bahwa ketika pasien dengan post operatif tiba-tiba mengalami nyeri dada dan diagnosa yang pertama kali dicurigai adalah pulmonary embolism, karena proses pembedahan yang dialami pak bambang dapat menimbulkan terjadinya emboli berupa bekuan darah, akibat terbentuknya trombus dikarenakan adanya injuri pada sel endothelia, kedua adalah terjadinya vena statis yang dikarenakan immobilisasi yang terlalu lama post operasi, ketiga adanya prosedur pemasangan dan pemberian obat melalui alat invasif yang bisa membuat air bubble sehingga menyebabkan emboli. Ketiga tadi dapat menimbulkan suatu bekuan yang berasal dari darah maupun dari udara yang akhirnya membentuk formasi trombus yang dapat menghambat sebagian besar dari paru, hal ini menimbulkan hambatan pada bagian dari sirkulasi paru yang kemudian menyebabkan vasokontriksi, penurunan surfaktan, pelepasan neuro hormonal dan substansi inflamatori seperta serotonin, histamin, endotelin dan leukotrienes sehingga menimbulkan vasokontriksi yang menghalangi aliran darah keparu sehingga terjadi hemodinamik yang dapat meningkatkan tekanan arteri pulmonal dan kodisi tersebut dapat menyababkan gagal jantung kanan. Tidak adanya aliran darah keparu akan mengakibatkan ventilasi atau perfusi mismatch atau meningkatnya death space yang menurunkan produksi surfaktan yang dapat menyebabkan hipoksemia. yang akhirnya menimbulkan gejala seperti nyeri dada tiba-tiba, peningkatan death space, dypsnoe, tachypnoe, V/Q imbalance dan penurunan PaO2.
Pak bambang kemudian diberikan infus heparin 50.000 unit dalam volume total 500 ml Dextrose 5%. Infus ini akan dimulai dengan kecepatan 21 ml/ jam dan dititrasi setiap 4 jam, bergantung kepada hasil APTT. Sebuah kantong berisi 500 ml Dextrose 5% disedeiakan sebagai perrsediaan, begitu juga heparin dalam 25.000 unit dalam vial ukuran 25 ml.
4. Diskusikan proferty/ kandungan farmakologi heparin dan jelaskan dengan terinci dosis, kerja, pemberian dan komplikasi potensialnya?
Mekanisme kerja heparin
Heparin adalah salah satu golongan obat antikoagulan yang berfungsi untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini heparin diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, menghambat terbentuknya fibrin dan digunakan secara profilaktik untuk mengurangi insiden tromboemboli. Oleh karena itu sangat diperlukan obat antikoagulan untuk menghambat pembentukan emboli baru. Dalam hal ini pak bambang perlu diberikan heparin yang mengandung suatu campuran heterogen dari mucopolisakarida bersulfat. Zat ini disintesis didalam sel mast dan terutama banyak terdapat diparu. Karena heparin mempunyai mekanisme kerja yaitu mengikat anti trombin III membentuk komplek yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III. Antitrombin menghambat protease faktor pembekuan dengan membentuk kompleks ekimolar yang stabil. Bila tidak ada heparin maka reaksi tadi akan berjalan lambat sebaliknya kalau ada heparin maka kecepatannya akan meningkat seribu kali lipat, molekul heparin aktif terikat erat pada anti trombin dan menyebabkan suatu perubahan konformational. Perubahan ini membuat anti trombin berinteraksi lebih cepat dengan protease.
Heparin mengatalisis reaksi anti trombin- protease tanpa dikonsumsi sekali komplek anti trombin protease terbentuk heparin akan dilepas secara utuh untuk kembali mengikat anti trombin lebih banyak lagi. yang berulang dan terbentuk dari asam D-glukosamin-L-iduronat dan asam D-glukosamin-L-glukoronat fraksi dengan berat molekul tinggi heparin dengan afinitas kuat menghambat koagulasi darah dengan jelas.
Farmakokinetik heparin
Heparin tersedia sebagai larutan sebagai larutan untuk pamakaian parenteral dengan kekuatan 1000-40.000 U / ml dan sebagai respositori atau depot heparin dengan kekuatan 20.000-40.000 U/ml. pemberian IV pada orang dewasa biasanya dimulai dengan 5000 U dan selanjutnya 5000-10.000 U untuk tiap 4-6 jam tergantung dari respon dan berat badan pasien yang akan mempengaruhi waktu paruhnya. Suntikan IV 100, 400, 800 U / Kg BB memiliki masa paruh masing- masing 1, 2,5 dan 5 jam. Mas paruh tersebut kemungkinan dapat memendek pada pasien dengan emboli paru, jadi pak Bambang memerlukan dosis heparin yang lebih tinggi.
Pada infus IV untuk orang dewasa adalah 20.000-40.000 U dilarutkan dalam satu liter larutan glukosa 5% atau nacl 0.9% dan diberikan dalam 24 jam.
Efek samping yang ditimbulkan adalah perdarahan, efek antikoagulan juga harus dipantau dengan tes pembekuan darah yaitu actifated partial tromboplastin time (APTT). Efek samping lainnya, reaksi hipersensitifitas antara lain menggigil,demam urtikaria atau syok anafilaksis pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi myalgia, nyeri tulang dan osteoporosis kadang kadang dapat juga terjadi alopesia sementara dan perasaan panas pada kaki.
5. Hitung volume heparin yang akan digunakan?
Dosis obat yang diminta dibagi dengan dosis sediaan dikali volume sediaan
50.000 : 25.000 x 25 ml = 50 ml
Jadi volume heparin yang akan di gunakan adalah 50 ml.
6. Jelaskan bagaimana anda mempersiapkan infus heparin untuk mencapai volume total 500 ml?
1. Siapkan heparin sesuai dosis yang akan diberikan ( 50.000 U dalam 50 ml ).
2. Persiapkan dextrose 5% 500 ml dibuang 50 ml, setelah itu masukan heparin 50 ml ( 50.000 U )
7. Hitung berapa banyak unit heparin yang terdapat dalam 1 ml infus?
Rumus: volume yang diminta dibagi dengan volume yang ada, dikali dengan dosis yang diperlukan. 1 ml dibagi dengan 500 ml dikali dengan 50.000 = 100 U / 1 ml.
8. Diskusikan hubungan antar hasil APTT dengan dosis heparin?
APTT ( aktifated partial tromboplastin time) yaitu suatu tes pembekuan darah yang mempunya nilai normal 24-45 detik dimana fungsi tes APTT tersebut untuk mengetahui faktor- faktor pembekuan darah, dimana heparin ini mempengaruhi faktor pembekuan darah yaitu protombin. Fungsi dilakukan tes APTT karena kadar heparin akan memperpanjang waktu tromboplastin partial menjadi 2-2.5 kali waktu kontrol maka nilai APTT harus diukur tepat sebelum pemberiuan dosis heparin berikutnya sehingga nilai APTT 2-2.5 dari nilai kontrol tetap dapat dipertahankan.
PERTANYAAN 2
Pan Ande masuk bangsal perawatan untuk menjalani prostatektomi retropubik radikal.
Dari riwayat medisnya diketahui bahwa 3 tahun yang lalu dia didiagnosis memiliki gejala gangguan traktus perkemihan bawah, yang meliputi disuria, aliran kemih yang lemah, air kemih lama keluar dan tidak lancar, yang diikuti pengeluaran tetesan air kemih.
Pemeriksaan rectum & PSA 12,5 ng/ml, dia didiagnosa dengan BPH. Penatalaksanaan awal meliputi “menunggu dengan bersiaga” dan penggunaan tamsulosin. Akan tetapi pak Ande merasa sangat sulit mengatasi gejala tersebut dan mengalami TURP, sekarang PSA lagi meningkat 27,5 ng/ml, biopsy prostat menunjukkan ia menderita adenokarsinoma, ini alas an mengapa ia dirawat.
1. Definisikan BPH dan dikusikan patofisiologi yang melatar belakangi gejala LUTS yang dialami pak Ande?
BENIGN PROSTATIC HIPERPLASIA (BPH), adalah pembesaran dari jaringan epithelial dan stromal cell yang bermula diarea periurethral. Hiperplasia dapat simetris atau asimetris dan menyebar dalam jangka waktu yang lama, biasanya meningkat dengan bertambahnya usia, BPH tidak ganas dan terjadi pada laki-laki usia diatas 50 tahun.
Patofisiologi
Penuaan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan hormon endokrin & akan mengakumulasi di hidrotestoteron yang dapat menstimulasi kerja estrogen dan lokal growth hormon meningkat sehingga merangsang terjadinya hiperplasia jaringan prostat yang dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi pada uretral, obstruksi membuat disuria, aliran kemih yang lemah, air kemih lama keluar, tidak lancar dan pengeluaran air kemih yang terus menetes. Gejala tersebut terjadi akibat adanya tahanan mekanik dan efek spastik dari BPH terhadap prostatik urethra, adanya tekanan pada intravesikal selama pengosongan sehingga kandung kemih terasa penuh. Jika terus-menerus terjadi akan mengakibatkan kelemahan pada otot destrusor pada kandung kemih, karena adanya kelemahan otot tersebut mengakibatkan akumulasi urin dalam bladder sehingga dapat juga pada pasien BPH mengeluh nyeri dan tidak nyaman pada epigastrik yang disertai dengan keletihan, anoreksia, mual dan muntah.
2. Diskusikan penatalaksanaan non pembedahan terhadap kondisi pak ande untuk memperbaharui dan memberi rasional untuk penatalaksanaan strategi yang telah digunakan.
a. Observasi watchful waiting, observasi saja tanpa pengobatan, mengurangi minum setelah makan malam agar tidak terjadi nokturia, mengurangi kopi dan tidak minum alkohol untuk menghindari bak yang sering, dan control tiap 3 bulan untuk periksa scoring, uroflowmetri dan TRUS.
b. Obat penghambat adrenoreceptor alfa seperti tamsulosin, digunakan untuk merileksasi otot polos dari bladder dan prostat sehingga dapat mengurangi tahanan yang ditimbulkan dan akan mengurangi tahanan dengan melancarkan aliran urin sehingga akan mempermudah pengosongan bladder pada uretra.
c. Therapi anti androgen (flutamide), yang bekerja dengan menekan produksi luteinizing hormone (LH) agar membuat atrofi prostate.
d. Penghambat enzim 5 Alfa reduktase (finasteride atau proscar), efek farmakologi obat ini menurunkan kadar dehydrotestosteron (DHT) dengan cara menghambat aktifitas enzim 5 alfa reduktase yang mengubah testosterone menjadi DHT.
e. Catheter ultra permanent, yang ditempatkan pada urethra pars prostatika.
f. Transurethral microwave thermotherapy (TUMT), yaitu pemanansan prostate dengan gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostate melalui antena yang di pasang pada ujung catheter dengan suhu 42-45 derajat Celcius agar terjadi koagulasi.
g. Transurethral ultrasound guided laser induced prostatektomi(TULIP), Yaitu menggunakan cahaya laser dengan bantuan USG
3. Diskripsikan tes diagnostik untuk hiperplasia prostatik, termasuk test untuk pengkajian fungsi ginjal dan kianker prostat yang dicurigai. Dalam jawaban anda identifikasi dengan jelas tujuan masing2 test, sensitifitas dan spesifitasnya.
1. USG Abdominal : melihat hidronefrosis, melihat ukuran prostat/ massa di ginjal & menghitung volume sisa urin setelah berkemih.
2. Kistoskopi, untuk menyingkirkan adanya divertikula kandung kemih, batu & tumor.
3. Uretrogram Retrograf dan pengukuran aliran urin yang penting untuk dilakukan.
4. Digital Rectal Examination (DRE) ini untuk mendeteksi dini kanker/ pembesaran hiperplastik prostat yang dapat diketahui apakah dia lembut atau dia pembesaran yang kuat pada lobus posterior dengan permukaan mukosa yang polos sehingga adapat dibedakan, karena apabila menggunakan palpasi prostat (secara manual) tidak bisa merefleksikan derajat dari BPH karena substansi portio dari pembesarannya itu berada di dalam intravesikular.
5. Trans Uretral Ultrasonografi (TURS) ini digunakan untuk menentukan volume dan residual urin pada bladder dan prostat.
6. Pemeriksaaan uroflowmetry, untuk mengukur pancaran urine waktu miksi. Angka normal pancaran normal rata-rata 10-12 ml/ detik, pancaran maksimal sampai dengan 20 ml/ detik. Pada obstruksi ringan pancaran menurun antara 6-8 ml/detik dan pancaran maksimal menjadi 15 ml/detik atau kurang.
7. Tes PSA yang merupakan tes tunggal untuk kanker yang mempunyai nilai prediksi yang paling tinggi. Nilai normalnya adalah 4-10 ng/ ml. PSA ini mempunyai nilai sensitifitas dan spesifitas yang tinggi karena dapat memberikan informasi tentang lokasi dan ukuran massa dan peningkatan pada keganasan prostate.
8. Tes asam pospat prostate (PAP), mengetahui metastase ke ketulang.
9. Laboratorium : urine untuk melihat adanya infeksi, hematuria pyuria.
4. Apa perbedaan sel benigna prostat dan sel kanker prostat? Bagaimana ini dideteksi pada pak ande.
Sel prostatik benigna :
Pertumbuhan perlahan-lahan, dibungkus oleh kapsul, tidak invasive, terlihat seperti jaringan apabila menonjol, mitosis lambat,pembelahan sel jarang,tidak bermetastase.
Sel prostatik maligna :
1. Pertumbuhan cepat, tidak berkapsul, menginvasi jaringan dan struktur setempat, tidak bisa dibedakan antara jaringan dan sel kanker, mitosis tinggi,sel membelah dari secara terus-menerus,menyebar secara luas melalui pembuluh darah dan limpatik.Jika dilihat dari gejala-gejala yang dialami oleh pak Ande dan nilai PSA yang tinggi: 27,5 ng/ ml, pemeriksaan rectum dan jari dan hasil biopsy prostate yang menunjukkan adanya adenocarsinoma, hal tersebut menunjukkan sebagai tumor malignansi.
Kanker prostate adalah keganasan pada laki-laki yang perkembangan sel kanker dapat menyebar/ meluas ke urethra, leher kandung kemih dan vesikula seminalis, dan dapat juga menyebar ke jalur limfatik/ hematogen. Bagian yang paling sering terkena dari kanker prostate adalah saat metastase kelenjar limfe pelvis dan kerangka.
5. Jelaskan 4 prosedur untuk melepas jaringan prostat dan identifikasi manfaat dan resiko terhadap masing-masing?
Reseksi transuretral prostat (TUR atau TURP) adalah prosedur yang paling umum dan dapat dilakukan melalui endoskopi, instrumen bedah dan optikal dimasukan secara langsung melalui uretra kedalam prostat yang kemudian dapat dilihat secara langsung, keuntungannya adalah menghindari insisi abdomen, lebih aman pada pasien resiko bedah, hospitalisasi dan periode pemulihan lebih singkat, angka morbiditas lebih rendah, menimbulkan sedikit nyeri, penyembuhan dari obstruksi prostat dapat dicegah lebih lama, disfungsi erektil jarang. kerugiannya adalah membutuhkan dokter bedah yang ahli, obstruksi kekambuhan trauma uretral dan dapat terjadi struktur, adanya perdarahan lama dapat terjadi, retrograf ejakulasi.
Prostatektomi suprapubis adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen, suatu insisi dibuat didalam kandung kemih dan kelenjar prostat diangkat dari atas, keuntungannya sederhana, memberikan area eksplorasi yang lebih luas, memungkinkan pengangkatan kelenjar obstruksi lebih komplit, memungkinkan pengobatan lesi kandung kemih yang berkaitan. Kerugiannya yaitu membutuhkan pembedahan melalui kandung kemih, sulitnya mengontrol perdarahan, urin dapat bocor di sekitar tuba suprapubis, pemulihan mungkin akan lama dan tidak nyaman.
Prostatektomi perineal adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum, keuntungannya memberikan pendekatan anatomis langsung, memungkinkan drainage oleh bantuan garvitasi, terutama efektif untuk terapi kanker radikal, memungkinkan hemostatik dibawah penglihatan langsung, angka mortalitas rendah, insiden syok lebih rendah, ideal bagi pasien dengan prostat yang besar dan resiko bedah yang buruk. Kerugiannya impotensi dan inkontinensia.
Prostatektomi retropubis adalah teknik lain dari pembedahan suprapubik, dimana insisi abdomen rendah mendekati kelenjar prostat yaitu antara arkus pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih, keuntungannya menghindari insisi kedalam kandung kemih, memungkinkan dokter bedah untuk melihat dan mengontrol perdarahan, periode pemulihan lebih singkat, kerusakan spingter kandung kemih lebih sedikit, kerugiannya tidak dapat mengobati penyakit kandung kemih yang berkaitan, insiden perdarahan akibat pleksus veriosa prostat meningkat.
Insisi prostat transuretral (TUIP) adalah prosedur lain untuk menangani BPH dengan cara memasukan instrumen melalui uretra, insisi dibuat pada prostat uretra dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi konstriksi uretral. keuntungannya TUIP dapat diindikasikan untuk kelenjar prostat berukuran kecil (30 gram atau kurang), prosedur ini dapat dilakukan di klinik rawat jalan, dan mempunyai angka komplikasi yang rendah, tidak ada erektil disfungsi ataupun retrograt ejakulation. Kerugiannya memerlukan cairan sementara untuk irigasi dan menghindari obstruksi, memerlukan kateter setelah prosedur.
6. Diskusikan penyuluhan pra operasi dan diskusikan efek pembedahan pada eliminasi urine dan fungsi seksual?
Pada pak Ande yang akan dilakukan prosedur pembedahan pasti akan mengalami rasa cemas terhadap prosedur pembedahan dan terhadap efek samping yang ditimbulkan dari proses pembedahan tersebut sehingga kita sebagai perawat perlu mengkaji dan menggali sumber rasa cemas yang dikhawatirkan oleh pak Ande, terlebih dahulu perawat membina hubungan saling percaya dengan tujuan pak Ande dapat mengungkapkan perasaan yang dialaminya, biasanya pada pasien yang mengalami pengangkatan prostat akan mengalami ketakutan berupa perubahan seksual dan eliminasi, maka perawat harus menjelaskan terlebih dahulu tentang proses pembedahan yang nanti akan dilakukan berupa tipe pembedahan, jenis anestesi yang akan digunakan dan jenis drainage yang akan dipakai, pada saat perawat menjelaskan, perawat dapat mengguankan alat bantu berupa gambar tentang sistem triway untuk irigasi kandung kemih. perawat juga harus menjelaskan tentang perubahan pola eliminasi yang akan di alami setelah prosedur tindakan, hal tersebut dikarenakan fossa prostat masih mengalami peradangan setelah pembedahan sehingga akan ada rasa berkemih tidak tuntas, dan hal ini akan kembali normal setelah 6-8minggu. Jelaskan juga pada pak Ande bahwa akan dapat mengalami perubahan disfungsi seksual yang kesemuanya itu hanya bersifat sementara karena adanya proses trauma pembedahan dan akan kembali normal setelah 6 - 8 minggu. Juga penting diberikan pendidikan tentang ambulasi dini untuk menghindari DVT atau bisa juga menghindari DVT dengan cara memasang stoking elastis sebelum pembedahan dan mengkaji skala nyeri 0 – 10 untuk membandingkan dengan rasa nyeri setelah pembedahan.
School of Nursing UPH & Cath lab Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta,SPK Sungailiat, SMP Air gegas, SDN 227 Nyelanding (Bangka)
Rabu, 03 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MY LIFE
Selamat datang di duniaku, dunia tanpa batas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar