WISUDA Di Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang Indonesia 2009




UPH Karawaci Tangerang Indonesia 2009


Universitas Pelita Harapan Karawaci Indonesia 2009



Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang Indonesia 2009

Kota Bunga Puncak Bogor 2010

Kolam Renang Kota Bunga Puncak Bogor 2010

Puncak Bogor

PUNCAK BOGOR

Bagaimanakah pendapat anda tentang Blog http://www.keperawatansopianhadi.blogspot.com

Kota Bunga Puncak (BOGOR)

Kota Bunga Puncak (BOGOR)
Kota Bunga Puncak (BOGOR)

Bersama istriku tercinta 2010

8 mei 2010 Wisuda di Universitas PELITA HARAPAN KARAWACI INDONESIA

15-05-2005 Bogor Jawa barat at Wedding

Istriku tercinta, PURWANTI

Teman2 AE Siloam Hospitals di Pulau Ayer, Ancol jkt

Menurut anda, berapa kali anda melakukan hubungan seks dalam 1 bulan?

Sabtu, 13 Desember 2008

FINAL EXAMINATION MATERI

1.Diskusikan validitas dan reliabilitas dalam riset kuantitatif dan kualitatif. Apa saja persamaan dan perbedaan diantara keduanya?
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari kebenaran. Untuk mendapatkan kebenaran tersebut diperlukan serangkaian langkah yang dapat menuntun peneliti untuk menghasilkan sesuatu yang tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian. Serangkaian langkah tersebut antara lain meliputi langkah-langkah untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas, baik untuk riset kualitatif maupun riset kuantitatif. Riset kuantitatif merupakan riset yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik untuk mendapatkan informasi. Pendekatan yang digunakan deduktif, logic dan ciri pengalaman manusia yang dapat di ukur. Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam bentuk naratif bersifat subjektif menggunakan prosedur dengan pengendalian yang ketat. Pendekatan yang digunakan cenderung ke aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang holistik.
Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen didalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya kita akan mengukur berat badan, maka akan digunakan timbangan untuk berat badan, tidak mungkin kita gunakan timbangan dacin. Validitas lebih menekan pada alat pengukur atau pengamat baru setelah itu memikirkan valliditas cara pengukuran. Didalam menilai keakuratan suatu instrument, ada lima tipe validitas yang digunakan : content validity, face validity, predictive validity, concurrent validity, construct validity. Content validity adalah suatu keputusan tentang bagaimana instrument dengan baik mewakili karakteristik yang dikaji, contoh, untuk menyusun suatu kuisioner tentang sikap individu terhadap makan tetapi lupa menyanyakan sesuatu tentang pentingnya makanan dalam kehidupan mereka, maka ini akan keliru. Face validity merupakan validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes, apabila tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi. Predictive validity adalah seberapa besar derajat tes berhasil memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yang akan datang. Validitas prediktif ditentukan dengan mengungkap hubungan antara skor tes dengan hasil tes atau ukuran lain kesuksesan dalam satu situasi sasaran. Concurrent validity menunjukkan seberapa besar derajat skor tes berkorelasi dengan skor yang diperoleh dari tes lain yang sudah mantap, bila disajikan pada saat yang sama, atau dibandingkan dengan kriteria lain yang valid yang diperoleh pada saat yang sama. Construct validity adalah seberapa besar derajat tes mengukur konstruk hipotesis yang dikehendaki untuk diukur. Konstruk adalah perangai yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan perilaku. Menguji validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang dideduksi dari suatu teori yang mengajukan konstruk tersebut. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur/ diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Reliabilitas merupakan instrument untuk mengukur atribut penelitian, semakin tinggi tingkat reliabilitas sebuah instrument maka semakin rendah kemungkinan terjadi penyimpangan. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: teknik ulangan, teknik bentuk pararel dan teknik belah dua. Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua. Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi alat ukur menjadi dua kelompok.
Kedua pendekatan didalam riset kuantitatif dan kualitatif masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Riset kuantitatif merupakan riset yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik untuk mendapatkan informasi. Pendekatan kuantitaif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variable-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sample, pengambilan data dan penentuan alat analisanya. Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam bentuk naratif bersifat subjektif. Kelemahan validitas riset kualitatif adalah tidak bisa mendapatkan validitas yang tinggi karena validitas tidak bisa di ukur dengan angka, banyak memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti. Demikian juga pada pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran karena dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar. Sekalipun demikian penelitian kualitatif tetap saja dapat memperoleh validitas jika dilakukan dengan benar, hati-hati dan dengan menggunakan prosedur yang sistematis.

2.Bandingkan dan bedakan fase analisis dalam riset kuantitatif dan riset kualitatif?
Salah satu tahap didalam proses penelitian adalah analisa data. Analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang penelitian. Adapun urutannya terletak pada tahap setelah tahap pengumpulan data. Dalam arti sempit, analisis data di artikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi data.
Fase analisis dalam riset kuantitatif meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial (uji signifikansi). Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data yang disajikan termasuk distribusi frekuensi, pengukuran tendensi sentral, variability dan bivariate deckriptif statistic. Distribusi frekuensi merupakan pengaturan yang sistematis dari data yang terkumpul mulai dari nilai yang terrendah sampai dengan nilai yang tertinggi, semua di hitung dengan persentase. Statistik ini juga bisa digunakan untuk mengecek kesalahan dalam program computer. Pengukuran tensensi sentral dimulai dari pusat penyebaran variable dengan menggunakan skala ratio atau interval yaitu mean, median, mode. Variability yaitu untuk mengetahui bagaimana penyebaran data yang diperoleh yang terdiri dari range dan standart deviasi, range didapat dengan cara mengurangi nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dalam distribusi data. Standart deviasi menggambarkan nilai rata-rata dari mean. Sedangkan bivariate deckriptif statistic untuk menggambarkan hubungan antara dua variable. bivariate deckriptif statistic terdiri dari contingency table dan korelasi. Contingency table merupakan distribusi frekuensi yang bersifat dua dimensi dimana terdapat dua variable yang saling ditabulasi silang. Sedangkan korelasi hubungan antara dua variable yang didskripsikan melalui prosedur korelasi. Korelasi dapat bersipat positif dan negative. Cara yang umum digunakan dalam menghubungkan variable yaitu pearson dan spearmen. Pearson yaitu untuk menhubungkan dan mengukur variable yang bersifat interval atau ratio, sedangkan spearmen untuk menghubungkan dan mengukur variable ordinal. Analisis inferensial (uji signifikansi), uji yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitian, pengujian statistic yang tidak sesuai akan menimbulkan penafsiran yang salah dan hasil yang tidak dapat digeneralisasi. Uji signifikansi dapat diaplikasikan tergantung dari tujuan analisis dan jenis data yang ada. Statistik inferensial dimaksudkan untuk membuat prediksi atau keputusan mengenai sebuah populasi berdasarkan informasi yang terdapat dalam sebuah sampel. Perhatian statistik inferensial adalah untuk mengetahui atau mengambil kesimpulan dari data melalui analisis : hubungan antar dua variable, perbedaan dalam suatu variabel antar anggota kelompok yang berbeda. Bagaimana beberapa variabel independen dapat menjelaskan terjadinya perubahan dalam suatu variabel independen. Statistik inferensial digolongkan kedalam statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan apabila memenuhi asumsi bahwa populasi asal sampel didistribusikan secara normal dan data yang dikumpulkan memakai skala interval atau ratio. Statistik parametrik terbagi lagi menjadi statistik univariat dan statistik multivariate. Statistik non parametrik dipakai tanpa mensyaratkan asumsi normalitas distribusi populasi dan bisa dipakai untuk data yang berskala nominal atau ordinal. Contoh statistik inferensial – non parametrik antara lain sign test, Mann-Whitnney U test, korelasi Spearman dan uji chi-square. Uji Chi-square adalah non para metric test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan secara significant frekuensi observasi dan frekuensi secara teori, biasanya untuk menguji hipotesa. Contoh statistik inferensial univariat – parametrik antara lain adalah t-test, Z test, korelasi pearson dan ANOVA. Anova digunakan untuk menguji perbedaan antara mean dan dipergunakan sebagai suatu indikasi untuk menolak atau menerima Ho. Contoh statistik inferensial multivariat adalah discriminat analysis, factor analysis, cluster analysis, dan multidimensional scaling.
Fase analisis dalam riset Kualitatif , meliputi : comprehending , synthesizing, theorizing dan recontextualizing. Comprehending, yaitu peneliti berusaha untuk memahami apa yang didapat dari data yang terkumpul dan mempelajari apa yang sebenarnya sedang berjalan. Peneliti dapat mempersiapkan atau memberikan penjelasan yang menyeluruh tentang fenomena yang ada dalam penelitian. Synthesizing, yaitu peneliti menggabungkan dan menyaring data yang terkumpul secara keseluruhan. Peneliti juga berusaha untuk menentukan bagaimana type dan variasi tang ada. Theorizing, yaitu fase dimana peneliti mensortir data yang ada secara sistematis. Peneliti berusaha membuat penjelasan alternative dari fenomena yang ada dalam penelitian dan mempertahankan penjelasan yang ada mereka miliki dengan data yang ada. Recontextualizing adalah peneliti berusaha mengembangkan teori yang sudah ada dan berusaha mencoba untuk mengaplikasikannya ke setting atau keadaan yang lain. Riset kualitatif di analisa dengan cara Analisa domain, taksonomi, komponensial, tema cultural, tema Kultural dan Komparasi Konstan (Grounded Theory Research. Analisa domain, berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara mneyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual. Analisa Taksonomi, didasarkan pada focus terhadap salah satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang sama. Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda saja yang dicari. Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan suatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalam menganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach). Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research): cara melakukan analisa komparasi konstan adalah sebagai berikut: mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu teori baru, berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau cirri dari data yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum, membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian mengujinya dengan bagian data yang lain dan didasarkan dari akumulasi data yang telah dihipotesakan, peneliti mengembangkan suatu teori baru. Sedangkan cara menganalisa data riset kualitatif yang lain : Analisa data etnografis, yaitu dimulai pada saat peneliti terjun kelapangan secara terus nenerus peneliti mencari pola tingkah laku dan pemikiran dari para responden, membandingkan satu pola dengan pola yang lain dan menganalisa pola secara simultan. Analisa data phenomenology, yaitu analisa yng memberikan gambaran arti dari setiap pengalaman melalui identifikasi tema-tema esensial dan mencari pola-pola yang umum terjadi. Analisa data grounded teori, yaitu analisa ynag menggunakan metode perbandingan secara konstan, membandingkan elemen yang ada dalam satu sumber data didalam wawancara, analisa terus berjalan sampai semua konten dari setiap sumber sudah dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan dalam fase analisis riset kuantitatif dan kualitatif adalah sifat data kuantitatif lebih mengutamakan perhitungan statistic, mengenai rata-rata, kecendrungan, arah, kemungkinan, ramalan, persentasi, indeks, perbandingan, jumlah dan lain-lain. Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear dan lain-lain. Sedangkan data-data kualitatif tidak bisa diukur dengan angka atau data yang tidak bisa diangkakan, hanya dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat atau gambar. Analisa data sudah dapat dilakukan semenjak data diperoleh di lapangan. Data diusahakan jangan sampai terkena bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa. Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru.

3.Bandingkan dan bedakan kedua abstrak diatas?
Di dalam sebuah riset, ada yang namanya abstrak. Abstrak yaitu penjabaran singkat tentang penelitian yang ada di awal artikel atau jurnal. Abstrak terdiri dari 100 sampai dengan 200 kata, yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan riset dan bagaimana implikasinya terhadap praktik keperawatan. Abstrak terbagi menjadi dua bagian, yaitu abstrak tradisional dan abstrak yang diperbaharui. Abstrak yang tradisional berisi tentang beberapa paragrap kesimpulan yang singkat mengenai gambaran keseluruhan dari penelitian. Abstrak yang sudah diperbaharui dalam bentuk yang lebih panjang dan informative, dengan memiliki judul yang spesipik, terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil penelitian, kesimpulan dan kata kunci yang berdiri sendiri.
Abstrak 1 merupakan abstrak tradisional yang seharusnya berisi tentang beberapa paragraph kesimpulan yang singkat mengenai gambaran keseluruhan dari penelitian, walaupun pada abstrak 1 tidak menggambarkan secara keseluruhan dari pada penelitian, hanya kata kunci yang berdiri sendiri dan dijelaskan, sedangkan latar belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan tidak berdiri sendiri. Ada penjelasan tentang latar kelakang tetapi tidak jelas, peneliti mencantumkan hasil penelitian, tetapi tidak menjelaskan untuk apa penelitian/ tujuan tidak ada, kesimpulan di cantumkan tetapi tidak jelas, metode yang digunakan sudah dijelaskan. Secara umum isi abstrak 1 membingungkan dan tidak memberikan ringkasan utama dari laporan penelitian. Pada abstrak 2 merupakan abstrak yang sudah diperbaharui karena dalam bentuk yang lebih panjang dan lebih informative, dengan memiliki judul yang spesipik, terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil penelitian, kesimpulan dan kata kunci yang berdiri sendiri. Peneliti sudah menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, metode, hasil penelitian, kesimpulan dan kata kunci. Tetapi, penjelasan pertama peneliti bukan tentang latar belakang, melainkan tentang tujuan penelitian. Walaupun demikian, di bandingkan dengan abstrak 1, abstrak 2 secara keseluruhan lebih jelas, padat dan dapat menyajikan ringkasan tentang hasil penelitian.
Jadi, abstrak adalah informasi singkat dan padat tentang ringkasan hasil penelitian. Perbedaan abstrak 1 dengan abstrak 2 adalah, abstak 1 merupakan abstrak tradisional dan isi keseluruhan membingungkan dan tidak memberikan ringkasan utama dari laporan penelitian, sedangkan abstrak 2 merupaskan abstrak yang sudah di perbaharui secara keseluruhan lebih jelas, padat dan dapat menyajikan ringkasan tentang hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA


Dempsey P. A., & Dempsey A. D. (2002). Riset keperawata: Buku ajar dan latihan (4th ed.) (P. Wiyastuti, Trans.). Jakarta: EGC.

Nursalam, (2008). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam & Pariani, S. (2000). Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta : Sagung Seto

Polit, D. F.,& Beck, C.T.(2006). Essential of nursing research: Methods, Appraisal, and Utilization (6th ed.).Philadelphia: Lippincott

MY LIFE

Selamat datang di duniaku, dunia tanpa batas

My Photos

My Photos
Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta 2010

MY photos 1

MY photos 1
Siloam Hospitals Kebon Jeruk Jakarta

Pengikut

Powered By Blogger